Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi (ISMEI) adalah organisasi Intra Kampus yang mewadahi seluruh mahasiswa Ekonomi di seluruh Kampus di Indonesia. Dengan memiliki XI (Sebelas) Wilayah yang ada di Indonesia. Salah satunya wilayah XI (Sebelas) yang meliputi Daerah "MALUKU-MALUKU UTARA-PAPUA-PAPUA BARAT".
Setiap kegiatan ISMEI pastinya kampus yang Tergabung didalamnya Wajib mengikuti agenda tersebut. Sebab selain memperjuangkan problem daerah, di daerah masing-masing pastinya ada dobrakan untuk diperjuangkan di tingkat nasional melalui agenda-agenda besarnya.
Kegiatan yang di lakukan ini yaitu Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ISMEI ke - XVI di Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, Surabaya, Jawa Timur. Dengan mengusung Tema "Ekonomi Inklusif dan Ketahanan Pangan Untuk Indonesia Emas", yang akan di laksanakan pada tanggal : 13-17 Februari 2025 ini.
Tiga kampus yang bergabung di ISMEI tersebut ikut serta dalam mengsukseskan RAKERNAS ISMEI ini. Diantara kampus Wilayah Timur yang ikut dan ada di Maluku Utara bersemai yaitu : UNIVERSITAS KHAIRUN, INSTITUSI AGAMA ISLAM NEGERI KOTA TERNATE, dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) BABUSSALAM SULA MALUKU UTARA. Dengan jumlah 11 mahasiswa ini ada 9 Laki-laki dan 2 perempuan.
Namun kehadiran 11 mahasiswa Maluku Utara tidak hanya menghadiri kegiatan RAKERNAS begitu saja Akan tetapi membawa isu strategis yang cukup besar dengan tema yang di usung panitia. Sebab, tema ini bersinambungan dengan masifnya Industrialisasi Pertambangan di Maluku Utara pastinya "Kelangkaan" Pangan di Maluku Utara dengan jumlah penduduk yang begitu besar dan kebutuhan Primer di Industri Pertambangan ini.
Perlu di ketahui juga, kehadiran tambang yang begitu lama. Program Kerja "Pemerintah Provinsi" hanya berpasangan soal Investasi yang mampu menumbuhkan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah MALUT ini. Tidak pernah di imbangin dan melihat situasi kehadiran PANGAN yang begitu besar. Padahal dengan daerah subur akan Hasil Pertanian namun kecil dalam Kebijakan Pemerintah. Hanya berpatokan soal IMPOR pangan yang begitu masif ini.
Sebab kehadiran tambang yang begitu masif, pastinya berefek pada kesuburan tanah dan tergantung atas produksi yang lambat ketika pencemaran dan asap dari hasil pertambangan.
Ketika titik fokus pemerintah hari ini berfokus pada Pertambangan, yang pada dasarnya hanya pada jangka Menengah saja. Akan tetapi jangka panjangnya hanya akan merusak struktur tanda ketika hasil tambangan itu tidak lagi di dapatkan lagi. Tanah yang awalnya di buat pertambangan tidak lagi berfungsi untuk di pakai untuk BERTANI.
Jadi kami akan memberikan "Alarm Besar" untuk Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk lebih FOKUS pada Pangan di wilayah Maluku Utara. Sebab kami tidak akan diam dan akan terus mengawal kebijakan "100 Hari Kerja" Ibu Sherly Tjoanda dan Pak Sarbin Sehe tersebut.
0 Comments